Home Buku-buku THE WRETCHED OF THE EARTH

THE WRETCHED OF THE EARTH

THE WRETCHED OF THE EARTH

by Sjukri Ibrahim

PESAN FRANTZ FANON, DALAM BUKUNYA:

ТНЕ WRETCHED

OF

ТНЕ EARTH

(MALAPETAKA DI BUMI)

ВIRО PENERANGAN

ACHEH-SUMATRA MERDEKA

 

BELUM begitu lama dunia ini sudah didiami oleh dua ribu juta manusia. Lima ratus juta diantaranya adalah pendatang (penjajah) dan seribu lima ratus juta adalah bangsa asli. Yang kita sebutkan pertama, mereka memiliki bahasa, sementara yang kita sebut terakhir ini hanya menirunya. Diantara keduanya terdapat Raja-raja yang diperalat, bangsawan-bangsawan dan kaum kelas menengah, yang pura-pura dari dulu hingga sekarang, berfungsi sabagai perantara.

DALAM negeri-negeri jajahan, kebenaran jelas, tetapi bangsa tersebut lebih suka menutupinya: Bangsa asli terpaksa mencintai penjajah, yang kadang kala harus mencintai sebagaimana ibunya yang tersayang. Kaum elite Eropah berusaha membentuk sejumlah kaum elite tempatan. Mereka memilih sejumlah orang-orang yang berbakat, memberi gelaran kepada mereka, sebagaimana membubuhi cap dengan besi panas melalui prinsip-prinsip kebudayaan Barat, mulut-mulut mereka disumbat dengan kalimat yang memikat dan menggiurkan, hingga melekat dipermukaan gusi dan mereka. Setelah tinggal beberapa lama di negara Tuannya, mereka dikirim kembali ke negeri asalnya masing-masing, setelah fikiran mereka “dicuci bersih”. Manusia-manusia dusta ini tidak ada lagi pesanan-pesanan yang akan disampaikan kepada saudara-saudara mereka, mereka kini telah menjadi corong atau gaung dari Paris, London, Amsterdam (juga “indonesia”), kita akan berseru dengan ucapan Parthenon…! Brotherhood…! di beberapa tempat di Afrika dan Asia, terdengar ucapan itu secara meluas …thenon! …therhood! Itulah zaman keemasan. Zamam itu berakhirlah sudah.

PERHATKAN, pada tahun 1961, kita membuang banyak masa untuk membaca doa-do’a (agama Kristen) yang tidak bermanfaat apa-apa dan meniru-niru. Tinggalkan Eropah itu, dimana mereka adalah pembunuh manusia dimana pun mereka berada, dipersimpangan jalan dan dimerata bagian dunia. Selama berabad-abad mereka telah memusnahkan hampir seluruh nilai-nilai kemanusiaan dengan mengatas-namakan ‘Pembangunan Spiritual’.

TENTANG KEKERASAN

MENGENAI pembebasan bangsa, kebangkitan nasional, pengembalian rasa kebangsaan kepada rakyat, negara-negara persemakmuran (Commonwealth): apa saja yang mungkin telah diterapkan atau rumusan baru yang dikedepankan adalah merupakan suatu fenomena kekerasan… kemerdekan kembali (Decolonization), jelasnya adalah penempatan atau pergantian sejenis kumpulan manusia dengan sejenis kumpulan manusia yang lain. Tanpa ada masa perubahan yang ianya merupakan perubahan secara menyeluruh – sepenuhnya dan pergantian yang mutlak. (halaman 27)

PROSES kemerdekaan kembali akan terjadi permainan sihir (sulap), tidak akan tercapai hanya dengan satu kejutan, atau tidak pula cukup dengan hanya mengandalkan rasa persahabatan. la merupakan suatu proses bersejarah; dengan kata lain, ia adalah suatu hal yang tidak dapat sepenuhnya dipahami, tidak mudah menerangkannya, kecuali dengan takaran yang pasti, dimana kita akan dapat melihat pergerakan itu yang memberikan dan bentuk sejarahnya.

PROSES kemerdekaan kembali merupakan pertemuan dua kuasa yang bertelagah sesamanya dalam segala bentuk, yang berjalan secara alami. Sebagai hasil dari timbulnya keadaan-keadaan tertentu dalam wilayah jajahan itu sendiri. Perjumpaan pertama adalah kekerasan dengan keadaan yang sedia ada, yakni perampokan yang dilakukan oleh penjajah terhadap bangsa asli, dilakukan secara terang-terangan dengan menggunakan bayonet dan meriam…. (halaman 27-28)

PROSES kemerdekaan kembali tidak pernah terjadi tanpa mendapat perhatian, karena ianya mempengaruhi dan mengubah seorang individu secara mendasar. lanya merubah seorang penonton menjadi seorang pelakon yang aktif, dengan kecemerlangan pancaran sinar sejarah kepada mereka, yang diperkenalkan oleh orang baru, dengan bahasa yang baru dan kemanusiaan yang baru. Kemerdekaan kembali adalah ciptaan yang benar-benar datang dari orang baru. Tapi kejadian ini bukanlah disebabkan oleh sesuatu kekuasaan luar; seseorang yang telah dijajah, baru dapat menjadi manusia kembali, bilamana ia memerdekakan dirinya sendiri.

PROSES kemerdekaan kembali ini memerlukan suatu seruan yang menyeluruh untuk menyingkirkan penjajahan yang ada. Kalau kita mahu menerangkannya secara tetap, kita boleh mendapatkannya dalam yang masyhur: “YANG TERAKHIR  AKAN MENJADI YANG PERTAMA DAN YANG PERTAMA AKAN MENJAD1 YANG TERAKHIR”. Proses kemerdekaan kembali dapat diterapkan dari jiwa kalimat ini. Dengan begitu mudah-mudahan… proses yang dimaksud berjalan dengan lancar dan berhasil.

SUATU kenyataan yang terang mengenai kemerdekaan kembali, menyuruh kita menggunakan pelor maut dan pisau yang berlumuran darah… kamu tidak dapat mengubah suatu masyarakat, bagaimana pun ‘premitive’-nya, terbaik dari ini, sekiranya tidak kamu pastikan dari awal, yakni dari pertama kali kamu menyusun progam tersebut, untuk mengatasi segala rintangan yang akan kamu hadapi saat melakukannya.

BANGSA asli yang berpendapat; untuk menjalankan progam itu menjadi pergerakan, haruslah bersedia menghadapi kekerasan bila-bila masa saja. Dari sejak kelahirannya, jelas sekali bagi dirinya bahwa, dunia yang sempit padat ini, dibatasi dengan segala macam larangan, hanya dapat dihadapi dengan kekerasan mutlak. (halaman 28-29)

DUNIA penjajahan terbagi kepada dua garis batas; pemisahannya adalah barak-barak dan kantor-kantor polisi. Dalam suatu negara jajahan, polisi dan tentara adalah pegawai, orang perantara, jurubicara jajahan dalam pemerintah zalimnya… kehadiran polisi dan askar dengan kilat dari mereka, tetap membuat hubungan dengan bangsa asli dan ‘menasehati’ mereka dengan menggunakan peluru senapan dan bom napalm… adalah benar sekali bahwa agen-agen pemerintah ini mutlak menggunakan bahasa kekerasan.

MAKA bangsa asli, merasakan kehidupannya, denyutan jantung dan penderitaan batinnya sama seperti kaum pendatang (penjajah). la menganggap kulit para pendatang tidak lebih berharga dari bangsa asli (bangsa terjajah). Dan anggapan seperti ini boleh dikatakan dapat menggoncangkan dunia dalam segala hal.

KESEMUA jaminan baru dari pergerakan bangsa asli adalah berakar dari itu. Karena dalam kenyataannya, nyawaku sama dengan nyawa pendatang. Pandangan-pandangan tidak lagi menakutkan dan membahayakan aku. Kata-kata dia tidak membuatku tunduk kepadanya. Aku tidak gemetar lagi dengan kehadirannya, bahkan aku tidak menghiraukannya lagi. Bukan hanya kehadirannya saja yang menakutkan diriku, bahkan aku sudah siap bila-bila masa saja untuk menyingkirkannya dan tidak lama lagi mahu tidak mahu, ia harus melarikan diri. (halaman 35)

TERJADNYA ketegangan dan berdarah dalam perang antara suku, pertelagahan kaum dan dalam pertentangan pribadi, bangsa asli selalu saja menemukan jalan keluar.

DALANI perkara yang bersifat pribadi, tidak ada suatu pertimbangan yang waras. Sementara bangsa penjajah, polisi mereka mampunyai hak…untuk memukul bangsa asli, menghinanya atau menyuruh datang dengan merangkak kearah mereka, tapi anda harus yakin bahwa, bangsa asli akan memakai pisau pada saat yang tepat atau pandangan yang agresif akan diberikan oleh bangsa asli kepada mereka; karena tujuan yang paling terakhir sekali dari bangsa asli adalah untuk mempertahankan diri dan saudara-maranya. Mereka melibatkan diri sepenuhnya untuk menantang penjajah, bansa asli mencoba untuk mempengaruhinya dengan memandang bahwa, konsep kolonialisme pernah wujud dan segalanya berjalan seperti sebelumnya, namun sejarah terus bersambung; ini menunjukkan sikap mengelakkan dari kenyataan. Mengelakkan perlawanan bersenjata melawan musuh yang seharusnya, yakni penjajahan.

PEMUSNAHAN secara menyeluruh, sebenamya salah satu cara memaksa bangsa asli untuk meninggalkan perjuangan dengan kekerasan. Bangsa asli boleh saja mengatasi penjajah.

ADA suatu keyakinan yang merusak, yang selalunya datang dari penindas (penjajah), yakni sebab musabab dari kemiskinan adalah datangya dari Tuhan. Ia sudah suratan takdir. Dengan cara atau pemikiran yang seperti ini, seseorang dapat menerima bahwa perkara itu memang ditentukan oleh Tuhan. Dengan demikian bersedialah ia tunduk menghambakan diri dihadapan penjajah dengan dalih kestabilan serta untuk mencapai ketenangan hidupnya yang abadi.

PADA tahap berikutnya, kita lihat emosi bangsa asli semakin pudar dalam tariannya sendiri, dimana mereka tampak lesu kurang gairah. Inilah sebabnya, suatu penyelidikan tentang dunia penjajahan, harus menyertakan pertimbangan fenomena tarian bangsa bersangkutan. Wujud ketenangan bangsa asli adalah bagaimana cara mengarahkan kernarahannya, mengubah dan menyalurkannya ke arah yang tepat. Gerak tariannya adalah gerakan bebas yang terpelihara dan terbina (ini dapat dilihat di Afrika Hitam). Dalam negara jajahan, kaum petani adalah golongan revolusioner. (halaman 44)

“KAPAN KITA MULAI…? (Persoalan inilah yang selalu ditanyakannya). (halaman 53)

MALAH pemimpin mereka tidak ada kalimat Iain untuk diucapkan kecuali, “Dengan apa kamu lawan penjajah itu…? Dengan pisaumu…? Dengan senapan pendekmu…? ”

MEMANG benar bahwa senjata itu perlu bilamana kekerasan dilakukan, karena pada akhimya tergantung pada pembagian senjata ini. Tapi secara kebetulan, perjuangan negara-negara terjajah memberikan cahaya baru dalam perkara ini. Sebagai contoh, kita sudah lihat di zaman Spanyol, perang penjajahan yang sebenarnya, dimana Napoleon, walaupun dengan kekuatan tentara seramai 400.000 orang, dalam satu serangannya dimusim bunga tahun 1810 terpaksa mundur. Dengan begitu, tentara Perancis telah menggemparkan Eropah dengan alat peperangannya, dengan keberanian tentaranya dan dengan kecekapan pemimpinnya, ketika berhadapan dengan kekuatan tentara Napoleon. Dengan semangat kepahlawanan nasionalnya, mereka menemukan kembali strategy gerilya yang masyhur, dimana 25 tahun sebelumnya tentara rakyat Amerika telah menggunakannya ketika berperang dengan Inggeris. Tetapi peperangan gerilya tidak akan ada nilainya, jika bertentangan dengan cara kekerasan secara meluas, saingan antara kebenaran hakiki dengan monopoli.

PADA tahap awal penjajahan, pihak tentara penjajah memakai pola serangan melingkar (pagar betis) untuk menduduki beberapa negara; Congo, Nigeria, Ivory Coast dan lain-lain. Walaupun demikian, hari ini, perjuangan nasional negara-negara terjajah terbentuk dalam satu cara yang berlainan sekali dari keadaan Dunia Internasional.

KAPITALISME, pada awalnya, nampak seperti bahan mentah, yang pada bertukar menjadi barang jadi, dapat diedarkan di pasaran Eropah. Setelah mengumpulkan modal, kapitalisme diubah sesuai konsepnya kepada dagang cari untung bagi perusahaannya. Negara-negara terjajah telah menjadi pasaran. Bangsa jajahan, pembeli yang selalu bersedia membeli barang tersebut. Akibatnya andai kata ada hambatan, maka dikenakan penjagaan, kalaulah sekiranya pembelian dan penjualan terhenti, atau dengan kata lain, sekiranya barang-barang mereka tidak dapat lagi di-eksport, harus jelas cara mengatasinya dengan kekuatan militer harus diketepikan. Penguasaan mutlak, bagaimana pun, tidak menguntungkan pihak ‘bourgeoisie’, sebab tidak menyokong pemerintah yang hanya mengandalkan pedang.

APA yang diharapkan oleh yang punya kilang (pabrik) dan pendukung keuangan kepada pemerintah negara adalah, bukan supaya menghapus penjajahan keatas bangsa terjajah, melainkan mereka harus memelihara perjanjian membantu terhadap kepetingan mereka sendiri. Maka terwujudlah suatu jurang pemisah antara kapitalisme dengan kuasa-kuasa kekerasan yang merebak di seluruh kawasan wilajah jajahan. (halarnan 50-51)

DALAM banyak hal ada saja saingan, peperangan yang tidak ada kasih sayang, yang dilancarkan oleh golongan yang kaya terhadap sesama mereka sendiri. Perjanjian Berlin telah membagi-bagikan Afrika menjadi berpecah belah dan terbagi menjadi atau empat tanah jajahan, buat masa ini yang penting ialah bukan karena wilayah di Afrika itu dibawah bendera Perancis atau Belgium, atau kedaulatannya, melainkan kawasan ekonominya dihormati. ‘Hari ini’, peperangan pemberontakan bukanlah dihadapkan kepada pemimpin pemberontak; semuanya telah teratur, lebih banyak mengorbankan darah; penggulingan regime Castro akan lebih aman. Mereka melakukan apa saja untuk mencekik Guinea dan mereka membunuh Mossadegh.

MAKA pemimpin nasionalis yang ketakutan itu salah perhitungannya, bahwa; …kolonialisme akan ‘membunuh kita semua’. Sudah tentu pihak tentara akan terus menggunakan tentara simpanannya untuk meraih kemenangan, tetapi perbelanjaan yang tinggi akan membuat mereka sadar akan kebenaran perilakunya. (halaman 51-52)

INILAH sebabnya, mengapa partai politik nasionalis selalu mengajukan tuntutan yang sejelas mungkin dan menghadapi lawannya dengan tenang dan tanpa ada perasaan yang berlebihan dan mencari jalan keluar untuk tujuan masing-masing. (halaman 52)

KITA juga harus memperhatikan proses yang makin masak tentang peranan yang dimainkan oleh sejarah pemberontakan sesama penjajah. Pemimpin dari pihak terjajah, biasanya terdiri dari mereka yang biasa memimpin suatu pemberontakan nasional yang melawan penjajahan. Segalanya datang kembali dengan kecepatan yang menakjubkan, akibat dari kejadian-kejadian yang terjadi sebelumnya. Inilah bukti bahwa rakyat mahukan kemajuan dimasa hadapan untuk menamatkan status quo yang tidak mahu berubah sejak masa penjajahan dan mahu membuat sejarah. (halaman 54)

KEBANGKITAN suatu bangsa baru dan percepatan penjajahan adalah akibat dari perkara; sama ada perjuangan ganas dari rakyat yang menuntut hak mereka, atau tindakan yang sudah direkayasa oleh penjajah terhadap wilayah jajahannya. (halaman 55)

SEWAKTU tentara Jerman memutuskan untuk menyelesaikan persengketaan batasnya dengan cara kekerasan, kita tidak sedikit pun terkejut; tetapi sewaktu rakyat Anggola, mengangkat senjata; sewaktu rakyat Aliazair menolak segala bentuk kekerasan, ini satu bukti bahwa, sesuatu telah dan sedang terjadi dimasa sekarang. Mereka tahu bahwa kebodohan ini saja tidak dapat mengalihkan perasaan dalam alam penjajahan. Satu hubungan baru telah tegak berdiri iidi dunia ini. Rakyat yang mundur, mencoba melepaskan diri dari rantai yang melilit mereka dan satu hal yang luar biasa adalah, mereka berhasil melakukannya. Rasanya dapat juga dibahas, mengapa dalam zaman sputnik ini tidak dapat dipercayai bahwa seseorang dapat mati kelaparan, tetapi untuk bangsa terjajah, perkara ini merupakan suatu kenyataan. Kenyataan ialah bahwa tidak ada kuasa penjajah yang bisa dapat mengekalkan persaingan yang mempunyai harapan untuk berhasil, terutama sekali, pengekalan penjajahan yang berterusan.

PEMIMPIN-PEMIMPIN nasionalis tahu bahwa, pendapat Dunia Internasional hanya dibentuk oleh pers Barat sekarang apabila seorang wartawan Barat menanyakan satu soalan, ianya jarang sekali dapat membantu kita.

DALAM peperangan Ajazair misalnya, malah wartawan Perancis yang bebas, tidak pernah lupa untuk mengunakan istilah-istilah yang samar-samar untuk menceritakan perjuangan kita itu. Bila kita bantah perbuatan kejinya, mereka menjawab dengan lemah lembut, bahwa tujuan mereka baik dan obyektif. Bagi bangsa terjajah hal tersebut selalu berlawanan dengan kemauan mereka yang hakiki. (halaman 61)

PERCEPATAN gerakan mereka, prosesnya bagaikan kilat. Namun bangsa asli secara keseluruhan tetap disiplin dan tidak mementingkan diti-sendiri. Mereka hidup berdampingan sesamanya. (halaman 89)

PENGUASAAN kembali kebangsaan nasional melibatkan kesadaran bangsa secara menyeluruh. Persatuan bangsa harus dimulai dari persatuan kelompok dan golongan, segala alasan yang menimbulkan kekeruhan harus dibasmi. Pada waktu yang bersamaan, memberi ma’af dan mencuci niat bangsa terjajah yang menjalin kerjasama dengan penjajah, telah mengkhianaf bangsanya sendiri. Di pihak lain, penghianatan dan penjual yang menjual negara mereka kepada musuh musti dihukum dan diadili. (halaman 105)

TETAPI anda tidak akan memenangi perang merebut kemerdekaan, anda tidak akan mampu untuk menggulingkan tetara musuh dan anda tidak akan dapat mengubah manusia, sekiranya anda tidak dapat meningkatkan semangat kesadaran seluruh lapisan masyarakat. Tidak mencukupi hanya bermodalkan semangat gagah berani dan spanduk-spanduk yang menyemarakkan atau menaikan semangat. (halaman 108)

SEKARANG pendidikan politik untuk massa, nampaknya suatu kewajiban dalam sejarah kita. …Sedang bangsa asli merasakan, mereka dapat lewat hidup dari satu zaman berikumya, dari status orang yang terjajah menjadi yang memerintah diri sendiri sebagai bangsa merdeka, mereka tidak dapat merintis kemajuan bagaimana layaknya negara merdeka. Kesadaran bangsanya tetap seperti biasa.

PERASAAN perkauman, perasaan persaingan perkauman dan kesungguhan untuk berjuang demi hidup diri seseorang adalah berlawanan, ia menunjukkan ciri bertahan terhadap pemerasan dan kezaliman adalah alasan yang sangat logis, untuk mereka menantang dan bersatu dalam perjuangan. Tapi anda tidak menjalankan peperangan dimana, anda hanya mendapat kesengsaraan yang meluas dan pemberantasan melulu, atau menonton saja, sedang saudara-saudara anda yang lain berusaha untuk menghilangkan rasa benci perkauman demi kemenangan. Perkauman, rasa kebencian dan pertentangan ‘adalah hak sah untuk menuntut bela’ atas dasar kebencian kaum, fdak dapat bertahan dalam perang kemerdekaan…perasaan ini semua akan hancur berderai, sekiranya ia dibiarkan untuk tujuan itu saja. (halaman 111)

APABILA peperangan dilancarkan, pihak penjajah memberi arahan kepada polisi; supaya mereka melakukan ‘Revolusi Akrab’ dengan bangsa asli, agar mereka dapat sebagai regime yang manusiawi. Mereka malah memanggil bangsa asli sebagai ‘Tuan’, apabila mereka mempunyai urusan dengan bangsa asli. Perhatian dan kesopanan – juga mempunyai peranan penting yang harus dimainkan. Lebih jauh lagi, bangsa asli diberi kepuasan seolah-olah semuanya sudah berubah. Bangsa asli juga merasa puas dengan kelakuan yang palsu itu. Kebencian telah dapat dihapuskan dengan langkah-langkah psikologs, sosiologs dan teknologs. Yang menumpukan perhatiannya kepada pemikiran penjajahan ini, dan mempelajari berbagai ‘perkara-perkara yang rumit’, diantaranya: Bangsa terjajah diangkat dan disanjung, mereka mencoba melucutkan semangat bangsa terjajah dengan ilmu jiwa dan mereka sudah tentu siap menghamburkan banyak biaya untuk tujuan itu. Cara-cara yang menyedihkan ini, malah berhasil. (halaman 111-112)

BANGSA asli, bila-bila masa mungkin membiarkan dirinya ditundukkan dengan cara pemberian atau cara lain. Didapatmereka dalam ketidak tetapan dan kestabilan. Ini adalah merupakan suatu pengalaman yang paling menakutkan bagi pemimpin pejuang kemerdekaan. Pada mulanya mereka merasa keliru; Kemudian mereka terpaksa mematuhi pengalihan yang memerlukan penjelasan dan mereka harus menghentikan semangat mereka dari pada nanti dilenyapkan… perjuangan kemerdekaan kebangsaan, bukan untuk menegangkan keadaan dalam suatu peperangan saja; drama ini harus dimainkan setiap hari betapa pun penderitaan tidak berujung yang menyelubunginya. la harus dihadapi dalam masa penjajahan…hari demi hari berlalu; bangsa asli yang terlibat dalam perjuangan dan rakyat yang sepatutnya selalu memberikan bantuan, tidak sepatutnya berhenti dan lemah semangat. Mereka tidak sepatutnya merasakan bahwa tujuan mereka telah tercapai. Apabila matlamat utama dikenalkan kepada mereka, mereka tidak harus berfikir bahwa hal itu tidak mungkin tercapai. Sekali lagi, semua perkara musti diterangkan kepada mereka; rakyat harus tahu kemana tujuan mereka dan harus tahu kemana mereka harus menuju dan bagaimana cara menuju kearah itu. Peperangan itu bukanlah suatu perang yang berdiri sendiri, melainkan ia merupakan suatu aktivitas yang berkelanjutan dan menuntut bebenaran walaupun terkadang tidak mendatangkan hasil. (halaman 112-113)

JADI, kita harus menghemat tenaga dan tidak menggunakan semua kekuatan kita sekaligus. Penjajah mempunyai sumber biaya lebih kuat dari pada bangsa asli. Peperangan harus berlangsung terus; musuh menguasai tempat-tempat tertentu, hasil akhir tidak mungkin terjawab hari ini maupun esok. lanya selesai bukan karena tidak ada lagi musuh untuk dibunuh, melainkan karena jelas sekali bahwa musuh itu, karena beberapa sebab tertentu merasakan bahwa kepentingannya tergantung kepada satu perkara menamatkan peperangan itu dan dengan cara mengakui kedaulatan rakyat yang dijajahnya… Kalau tidak hati-hati, rakyat akan merasa was-was terhadap pemanjangan perang dan bahwa musuh akan memberikan sesuatu yang ada imbalannya. (halaman 113)

BANGSA asli harus sadar; penjajahan tidak pernah memberikan sesuatu tanpa mengharapkan balasan. Apa saja yang diperoleh oleh bangsa asli melalui perjuangan politik atau perjuanngan bersenjata, bukanlah hasil dari pada kebaikan atau pun kemurahan hati penjajah; ia hanya menunjukkan betapa mereka tidak dapat bertahan untuk memberikan sesuatu dan lebih-lebih lagi, bangsa asli harus sadar bahwa, bukanlah penjajah yang memberikannya, tetapi penjajah itulah yang merampasnya dari bangsa terjajah, kebanyakan dari pada mereka lupa daratan atau hilang ingatan, karena bangsa terjajah sudah terbentuk sedemikian rupa. Kalau perlu bangsa asli sepenuhnya menerima kompromi dari penjajah, tapi pada dasarnya tidak menyerah secara prinsip. (halaman 114)

KELAS menengah yang mengambil alih dan beruntung pada akhir masa penjajahan; …mereka bisa saja tidak mempunyai kekuasan ekonomi dan dalam beberapa perkara mereka tidak mampu mengimbang dengan kelas menengah yang menggantikannya. Pembangunan ekonomi selalunya terjadi diluar pengetahuan golongan menengah nasional. la hanya menjaga pembukuan kekayaan negara, seperti meneral dan lain-lain. Dengan begitu, ia hanya dapat berbicara tentang hal ini secara lisan, tanpa menguasai sepenuhnya. (halaman 121)

GOLONGAN menengah nasionalis akan menerima tugas yang bersejarah: hanya sebagai perantara; (tetapi) karena garis pemindahan diantara bangsa asli dan kapitalisme disembunyikan, yang pada hari ini dibawah topeng penjajahan baru (neo-colonialisme). Golongan kelas menengah nasionalis akan merasa puas hati dengan peranan agen-agen Barat (penjajah). (halaman 122)

DI negara-negara miskin dan sedang berkembang, mereka tetap saja diikuti kemiskinan, pihak tentara dan polisi merupakan tonggak regime tersebut; mereka sebenarnya diperalat oleh Barat.

Kekuatan tentara dan polisi adalah seimbang dengan kemunduran bangsa itu sendiri. Dengan pinjaman tahunan, “memberi tapi merampas”, bermacam-macam terjadi skandal, Menteri-menteri menjadi lebih kaya, isteri-isteri mereka mendandan diri mereka, anggota Parlemen menghiasi rumahnya dan tidak seorang pun dari pegawai polisi sampai kepada pegawaİ bea cukai yang tidak turut menyertai dalam perbuatan korupsi. (halaman 138)

RAKYAT mulaii menyadari bahwa kekayaan tidak diberikan kepada mereka, tetapi dibagikan kepada perampok yang dirahasiakan begitu rapi. Orang-orang tidak dipandang hormat lagi mereka tidak lain, hanyalah sebagai binatang yang makan daging seperti rusa dan elang yang mengalir darah dalam tubuhnya. (halaman 154)

SEKARANG rakyat sudah mengetahui apa yang mereka miliki. Rakyat Aljazair tahu bahwa hari ini, merekalah yang empunya tanah dan segala kekayaan hasil negaranya… Kita tahu dengan pasti bahwa ujian kekuatan di Aljazair dapat kita saksikan bahwa massa adalah sama dengan masalah yang mereka hadapi. (halaman 155)

KITA yang paling penting dimasa hadapan adalah memahami setiap detik perkembangan yang terjadi di negeri kita. Kita tidak seharusnya mencari-cari untuk jadi seorang hero, sebagai bentuk lain daıi seorang pemimpin. Kita harus meningkatkan kesadaran rakyat; kita harus membentuk fikiran mereka, menukar mereka menjadi manusia…untuk memegang satu pekerjaan di negaranya yang sedang dalam tahap membangun, supaya mengetahui bahwa akhir dari segala-galanya bergantung kepada pendidikan massa, untuk meningkatkan tahap berfikir mereka. Inilah yang dinamakan dengan ‘pendidikan politik’…malah kita harus menyakini bahwa untuk mendidik massa beıpolitik, sungguh memerlukan waktu yang sangat panjang dari masa ke masa. Kami rasa memadailah kiranya, seorang Letnan berbicara dengan panjang lebar tentang persoalan dasar dalam kejadian sehari-hari, untuk menunaikan rasa tanggung jawab mendidik massa dengan pelajaran politik. Sekarang pendidikan politik bermakna; membuka fikiran mereka, membangkitkan mereka dan memberi kesempatan kepada mereka untuk terampil: sebagaimana Casaire adalah ‘untuk mencipta insan‘ memberikan politik kepada massa, bukan berarti, atau tidak dapat diartikan dengan membuat pernyataan politik. Apa yang dimaksudkan adalah, mencoba dengan tidak henti-hentinya, ikhlas, menerangkan bahwa segala-galanya bergantung kepada mereka sendiri… (halaman 159)

TDAK ada seorang pun yang mampu melepaskan dirinya, bebas dari situasi ini. Semuanya akan disembelih dan dianiaya: untuk menuju arah kemerdekaan bangsa, semua orang akan menghadapi kelaparan dan semua orang akan mengalami kesengsaraan. Pada dasamya, perjuangan bersama memerlukan tanggung jawab penuh daıi awal hingga akhir. la, semua orang harus bersepakat dalam perjuangan yang baik untuk semua. Tidak ada orang yang bersih tangannya; tidak seorang pun yang tidak bersalah dan tidak pula menjadi penonton. Kita semua mempunyai tangan kotor. Kita mungkin telah mengotori negeri kita sendiri dan dalam kehampaan fikiran yang mengerikan. TIAP-TIAP SEORANG PENONTON ADALAH PENGECUT, ATAU PENGHIANAT. (halaman 161)

 

TUGAS pemimpin pergerakan ini memastikan bahwa, massa dibelakang mereka. bersumpah merupakan suatu kesadaran dan kepahaman dalam tugas yang harus dipenuhi, pendeknya suatu kedudukan intelektual, walaupun persiapannya sederhana.

KITA tidak seharusnya memukau mereka (rakyat), atau menyusupkan kepada mereka dengan perasaan emosi dan kekeliruan. Hanya mereka yang datang dari negara terbelakang yang dipimpin seorang revolusioner elite, yang dapat membenarkan kemasukan massa dalam sejarah…untuk mendidik massa berpolitik, harus menunjukkan bukti kepada bangsa itu. Menjadikan sejarah bangsa itu menjadi kekuatan pada bangsa itu sendiri. (halaman 161)

PUSAT pendidikan militer jangan lagi membatasi diri belajar perang, akan tetapi sekarang harus ber-orientasi kepada masalah sosial politik. Tentara dalam sebuah negara maju, bukan hanya tentara upahan, tapi seorang warga negara dengan cara bersenjata mempertahankan bangsanya. Karena itu sangat penting sekali bahwa, seorang tentara harus sadar, dia memberikan khidmat kepada negerinya dan bukan kepada komandannya, bagaimanapun berwibawa dan dikagumi. (halaman 162)

DISAMPING itu harus di perhatikan, agar tentara tidak menjadi satu bagian istimewa, sejarah memproses mereka semua sama dan tidak mempunyai tugas khas, akan ‘masuk dalam politik‘ dan mengancam pemerintah. Panglima yang dilantik untuk mengurus administrasi, tidak harus menghantui jabatannya, sehingga bercita-cita merancang satu manifesto. Satu cara saja yang dapat mengelakkan ancaman ini, yakni dengan mendidik tentara menjadi manusia yang faham politik, dengan kata lain, menasionalkannya. Begitu juga dengan tugas yang penting menambah dan meningkatkan ketentaraan rakyat. Dalam masa peperangan, seluruh bangsa berperang dan bekerja. Ini tidak termasuk tentara yang ahli, jumlah opsir-opsir harus dikurangi, karena tugas ini biasanya dikerjakan oleh kalangan universitas, yang lebih berpena di tempat lain; seorang insinyur seribu kali lebih berguna kepada negaranya dari pada seorang opsir; penggalakan kasta harus di elakkan.

SEKARANG kita telah melihat wajah nasionalisme, lagu kebangsaannya dapat membangkitkan semangat rakyat melawan pemerintahah yang zalim; berhenü sebentar, gugur dan mati demi pengistiharan kemerdekaan. Nasionalisme bukanlah satu paham politik maupun program. Sekiranya anda ingin mengelakkan negeri anda dari kemiskinan/kesengsaraan ataupun menghapuskannya, satu yang harus segera diambil, dari kesadaran nasional kepada kesadaran politik dan sosial budayanya. (halaman 163)

SETIAP generasi harus… mengetahui tugasnya, memenuhi atau mengkhianatinya… kita harus mengikis kebiasaan… dimana kita mengecilkan nilai perjuang orang tua kita… bagi diri kita yang bertekad untuk menghancurkan penjajahan, tugas bersejarah kita adalah membantu terwujudnya kemerdekaan; segala tindakan serba darurat, usaha untuk menumbangkan penjajah harus dengan menumpahkan darah. (halaman 167)

ORANG-ORANG terjajah yang menulis sejarah untuk bangsanya, harus belajar dari masa lalunya untuk merintis masa depan, sebagai suatu undangan kepada suatu dan suatu dasar harapan. Tapi untuk memenuhi harapan itu dan membentuknya, dia harus mengambil bagian dalam tindakan tersebut dan melibatkan dirinya secara fisik dan rohani dalam perjuangan kemerdekaan.

ANDA dapat berpidato tentang segala-galanya di bawah matahari, tetapi apabila anda memutuskan untuk membicarakan sesuatu yang unik dalam kehidupan manusia, dimana terbuka pandangan yang baru, dengan mengembalikan cahaya kepada negara anda sendiri dan dengan membangkitkan diri anda sendiri dan di atas kaki sendiri, maka anda harus bekerja sama secara fisikal. (halaman 187)

SEKALI saya katakan, bukan berpidato dan bukan proklamasi tentang kebudayaan yang dapat memisahkan kita dari tugas dasar (utama) kita: memerdekakan wilayah sesuatu bangsa; lanjutan perjuang melawan penjajahan dalam bentuk yang terbaru; dan penolakan mutlak dengan pujian-pujian yang berlebihan.

PENGUASAAN penjajah berakibat menyeluruh dan kelihatannya mudah, dengan secepatnya berhasil untuk menghancurkan budaya bangsa yang dijajahnya. Penghancuran kebudayaan ini menjadi kenyatan penolakan rasa kebangsaan, dengan hubungan baru yang diperkenalkan oleh kuasa penjajah, serta penghapusan bangsa asli dan cara hidup mereka… sekaligus merampas harta mereka, juga menjadikan laki-laki dan perempuan sebagai budaya …semua usaha dijalankan, supaya bangsa yang terjajah itu mengaku akan kekurangan budayaannya yang telah menyatu dengan tingkah lakunya, agar tidak mengakui tetwujudnya suatu bangsa. Lebih tegas lagi, usaha penghancuran segala sruktur bangsa yang selama iri telah tersusun dan terjajah. (halaman 190)

SEHUBUNGAN dengan itu, reaksi bangsa asli tidak sama semuanya, sedang rakyat tetap memelihara tradisi mereka yang berlainan dengan tradisi penjajah… kaum intelektual dengan gigihnya meniru dan mengakui kebudayaan penjajah dan pada kesempatan yang diperolehnya, mengkritik secara kasar kebudayaan nasionalnya sendiri… (halaman 190)

KEBUDAYAAN nasional dibawah penguasaan penjajahan adalah suatu saingan kebudayaan, yang mana kehancurannya sangat diharapkan secara sistematis. Ianya akan segera menjadi suatu kebudayaan yang dijalankan secara diam-diam. ‘Idea’ kebudayaan yang dirahasiakan itu, segera akan terlihat dengan adanya reaksi dari kuasa penjajah yang menafsirkan bahwa, kesetiaan kepada tradisi adalah suatu kesetiaan kepada semangat bangsa itu dan sebagai satu tanda tidak maumenyerah. (halaman 191)

 

SEWAKTU rakyat terjajah sadar, penulis tadi mulai menulis kembali dengan bahasanya sendili untuk disampaikan kepada bangsanya sendiri. Sejak saat itulah kita dapat mengatakan ini sebagai suatu literatur. Disini… terdapat penjelasan tema-tema yang nasionalis. Ini dapat dikatakan “perang pena”, yang menyeru kepada seluruh rakyat untuk berjuang demi kehidupan suatu bangsa. Dikatakan perang pena, karena memperalat kesadaran nasional, memberikan bentuk, gaya dan membuka Pintu kearah pandangan baru yang tidak terbatas; perang seperti ini juga penting, karena adanya rasa tanggung jawab; menyuarakan semangat merdeka yang selalu hadir mengisi disetiap ruang dan waktu.

HUBUNGAN antara rakyat dengan gerakan baru ini, akan memberi satu irama baru dalam kehidupan dan mengendorkan otot-otot yang tegang demi membangun cita-cita.

SETIAP kali si penulis menyajikan cerita yang segar kepada pembacanya, yang merangsang semangat perjuangan kemerdekaan. Kehadiran penulis tadi adalah wujud ‘manusia baruyang dikagumi oleh banyak orang. (halaman 194)

KAMI percaya bahwa tindakan yang dilakukan secara teratur dan penuh kesadaran oleh bangsa terjajah untuk mendirikan kembali kedaulatan negara itu, menunjukkan wujudnya satu manifestasi yang menyeluruh dan tegas… kebudayaan tidak akan terhapuskan ketika terjadinya konflik. (halaman 197)

KESADARAN diri bukanlah berarti menutup pintu komunikasi, sebaliknya fikiran falsafah mengajarkan kita untuk melawan; itu satu jaminan. Kesadaran nasional, yang bukan nasionalisme hanyalah sumbangan Dunia Internasional yang diberikannya kepada kita… itu pun andai kata ada orang yang tahu apa yang harus dibuatnya. Selanjumya kita mendesak peranan kaum Intelektual untuk membina bangsanya, sekedar menutupi keretakan yang teliadi dengan lain. Bagaimana pun gerakan pembebasan nasionallah yang membimbing kita melangkah maju ke gelanggang sejarah. lanya merupakan kesadaran nasional yang sarat makna, dengan itulah kesadaran Dunia Internasional dapat hidup dan tumbuh menjadi ‘paradigma’ budaya. (halaman 199)

KARENA itu, segala siasat yang dilakukan secara sistematik keatas orang lain haruslah dilawan; …ia semata-mata mengandung kepentingan yang terselubung, penjajah memaksakan yang terjajah, untuk selalu bertanya kepada dirinya sendiri, “Dalam kenyataan, siapa saya …?” (halaman 200)

DALAM masa penjajahan, dimana peperangan bersenjata tidak digunakan, apabila sejumlah orang-orang yang gugup dan pengecut melebihi batasnya, sikap benahan bangsa asli hancur dan mereka mendapati diri mereka sendiri berkumpul di rumah sakit jiwa. Maka selama ada masa ketegangan atau masa jaya, memperkenalkan bahaya penyakit mental perlu diperluas, karena ianya hasil dari penindasan secara langsung dari penjajah. (halaman 201)

HARI ini perang pembebasan kebangsaan yang telah dijalankan selama tujuh tahun, telah menjadi satu tempat menulamya penyakit jiwa, sebab menurut pemikiran bangsa Aljazair, ianya adalah satu perang total. (halaman 201)

KELIHATANNYA, dalam kasus yang kami pilih, kejadiannya adalah huru-hara yang didalamnya penuh dengan kehausan darah dan tiada belas kasihan, kesimpulan dari pada perbuatan manusia yang tidak ber-perikemanusia-an dan bangsa terjajah berada dalam posisi yang semakin terjepit dan sengsara. (halaman 202)

(REDAKSI – Bandingkan ini dengan apa yang terjadi di Acheh-Sumatra, seperti ditulis dalam “Pemberantasan di Acheh” yang disiarkan oleh Tapol, London).

TUJUAN kami adalah untuk menunjukkan bahwa, penganiayaan hanya menambah kemarahan bangsa yang dianiaya. (halaman 202)

CONTOH dari pada teknik “Pencucian Otak” yang dilakukan oleh penjajah di Aljazair dan penggulingan mereka satu demi satu.

ALJAZAR bukan suatu bangsa; ia tidak pemah menjadi suatu bangsa; ia tidak akan menjadi suatu bangsa. Tidak ada yang memanggil “Rakyat Aljazair”.

Patriotisme Aljazair adalah khayalan!

Masa depan Aljazair adalah Perancis.

Tanpa Perancis, Aljazair akan kembali ke masa silamnya.

Kesudahannya, kamu bangsa Perancis. Hidup Perancis…! (halaman 231-233)

KOLONIALISIME bukan hanya menghilangkan kepribadian seseorang yang dijajahnya; perbuatan ini sama rasanya secara menyeluruh, bangsa terjajah mendapati mereka dikurangi menjadi satu badan yang selalu dipaksakan yang mengalami kegetiran hidup karena kehadiran bangsa penjajah. (halaman 237)

Untuk membaca dalam bentuk PDF bisa didownload pada link di bawah.

THE WRETCHED OF THE EARTH

 

You may also like

Leave a Comment